About Me

header ads

Pemerintah Desa Bestobe, Keluhkan Pekerjaan Pansimas


TTS-Myindikator,- Dikerjakan sejak tahun 2019, hingga tahun 2021. Program Pansimas yang menggunakan pendekatan berbasis masyarakat sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai penanggungjawab pelaksanaan kegiatan dikwatrikan akan mubasir dan melahirkan masalah lain bagi pihak  pemerintah desa Bestobe.

Hal ini dikeluhkan sekretaris bersama Ketua BPD desa Bestobe Kecamatan Tobu Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur saat menghubungi media ini,

“Untuk kegiatan Pansimas di desa Bestobe Kecamatan Tobu, sudah dikerjakan sejak tahun 2019 namun sampai saat ini belum juga selesai dikerjakan padahal masyarakat sangat menanti-nantikan hasil dari program ini. Terkhusus desa Bestobe, demi memenuhi kebutuhan pokok masyarakat di dua dusun. Kami telah mensuport program ini dengan melakukan sharing anggaran sebesar Rp.100.000.000,”Kata Sekdes Yefrit Tse 

Masih menurut Sekdes Yefrit, “adanya sharing anggaran untuk program ini di tambah sudah dua tahun pekerjaan ini belum selesai juga dikerjakan, membuat kami resah dan takut. Jangan-jangan program ini hadir dan menciptakan masalah bagi kami”,

“Kordinasi sudah kami lakukan, bahkan kami sampai ke dinas PU untuk mempertanyakan kondisi ini. Selain ke dinas teknis, Fasilitator Teknis Pak Mardi Liunokas juga sudah kami hubungi namun belum ada info jelas kapan pekerjaan di desa bestobe atau kecamatan tobu akan diselesaikan dan Pak Mardi hanya mengatakan bahwa belum bisa diselesaikan karena masih urus pekerjaan di wilayah selatan” Jelas Yefrit

Untuk itu, Yefrit berharap agar para fasilitator bisa segera berkordinasi dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa untuk segera menyelesaikan pekerjaan ini sehingga bisa segera dimanfaatkan dan tidak terkesan mubasir” Pungkas Tse

Ditempat terpisah, Adi Neken Ketua BPD Desa Bestobe pada kesempatan tersebut mengatakan, “Untuk masyarakat sudah selesai mengerjakan semua tanggung jawab yang diberikan, dan sebenarnya kendala sampai bantuan ini belum bisa dimanfaatkan ada ada pihak Pengelola program. Karena sesuai data dan kondisi yang ada, belum beroperasinya bantuan ini dikarenakan proses pergantian pipa pada sumber air Oel’noah belum dilakukan. Itu saja kendalanya.” Kata Adi

Lanjut Adi, “namanya program dan bantuan kita takutkan mubasir dan rusak, apalagi yang kita pakai ini uang Negara. jika bermasalah siapa yang mau tanggung jawab. Sehingga mewakili masyarakat desa Bestobe kami harapkan respon dan kerjasama yang baik dari semua pihak yang mengurus dan mengelola program Pansimas di Kabupaten Timor Tengah Selatan agar segera bahu membahu bersama kami menyelesaikan pekerjaan ini, Kan dananya masih ada untuk beli Pipa. Ucap Adi Neken

Adi Neken juga menambakan, “belum selesainya kegiatan ini juga membuat kami pemerintah desa menjadi sorotan masyarakat, apalagi dua ratus dua puluh tiga(223) Kepala keluarga yang juga dalam program ini ada yang memberikan Inkes(sumbangan) dengan jumlah Rp.75.000,00 per kepala keluarga.

Tentang hal ini, Mardi Liunokas Fasilitator Teknis pada program ini saat dihubungi belum berkomentar dan berharap ada klarfikasi dengan pemerinta desa tentang kondisi ini. 

Sesuai infomarsi yang dihimpun media ini, selain belum bisa dimanfaatkan pada pekerjaan tersebut terdapat beberpa item pekerjaan yang belum dibayarkan kepada masyarakat. Seperti upah pekerja dan biaya angkutan. (YN)