About Me

header ads

Ribuan Meter Saluran Tersier Di Areal Sawah Bena Mubazir


Kondisi salah satu Saluran Tersier Di P3A Nun Ana

TTS-Indikator.my.id, Ribuan meter saluran irigasi tersier bantuan dinas pertanian kabupaten timor tengah selatan provinsi nusa tenggara timur yang telah selesai dikerjakan, mubasir dan tidak dialiri air sehingga tidak bisa dirasakan asas manfaatnya.

Sesuai penelusuran media ini, mubasirnya saluran tersier pada areal persawahan bena desa bena kecamatan amanuban selatan kabupaten timor tengah selatan ini. Terjadi pada beberapa titik, seperti pada P3A Nun Ana berjarak kurang lebih empat ratus(400) meter, titik kedua di daerah P3A dengan jarak kurang lebih 150 Meter, titik ke tiga berada pada P3A  Napaskaka dengan jarak saluran tersier kurang lebih 120 Meter, titik ke-emat berada mulai dari lokasi sawah milik Ris Loni sampai berakhir di areal persawahan sebelum Gereja GMIT Sontetus. untuk lokasi ini total jarak saluran tersier yang mubasir sepanjang kurang lebih seribu meter, titik ke-lima terjadi pada P3A.


Tentang keadaan ini, Otniel Ndoen Ketua IP3A saat dihubungi media ini membenarkan keadaan ini dan mengatakan,

“Untuk lokasi-lokasi tersebut diatas, memang saat ini tidak berfungsi alias mubazir dan itu fakta yang terjadi dilapangan. Untuk itu, kami sebagai lembaga yang dipercaya untuk mengurus pengairan di areal sawah di kecamatan amanuban selatan secara lembaga sebenarnya sangat prihatin dengan kondisi ini.” Ucap Otniel

Masih menurut Otniel Ndoen, “Perlu diketahui bahwa, Sebelum ada saluran tersier yang permanen masyarakat tetap kerja dan panen, justru kami sebagai IP3A, GP3A dan P3A harapkan dengan adanya bantuan saluran tersier dari pemerintah harusnya bisa lebih meningkatkan hasil panen dari para petani/pesawah malah yang terjadi setelah dikerjakan saluran tersebut tidak berfungsi dan mubazir.”,

“Sehingga kepada BPP Kecamatan Amanuban Selatan dan Dinas Pertanian Kabupaten Timor tengah selatan agar dalam setiap penetuan titik pekerjaan tambahan saluran tersier baru untuk jaringan pengairan harusnya bisa melibatkan kami Lembaga IP3A,GP3A dan P3A karena kami yang lebih tau titik-titik mana yang lebih potensial untuk peningkatan dan perluasan sawah di kecamatan Amanuban Selatan. ” Tegas Otniel Ndoen

Ditempat terpisah Ketua PAC Partai PDI Perjuangan Kecamatan Amanuban Selatan Markus Nomleni sangat menyesalkan sikap BPP Pertanian Kecamatan Amanuban Selatan yang terkesan tidak koperatif dan belum mampu membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga pengairan di wilayah amanuban selatan dalam penentuan titik-titik pekerjaan tambahan saluran tersier mengakibatkan banyak saluran tersier yang mubasir,

“Namanya bantuan pemerintah ya harus ada asas manfaatnya, buat apa dikerjakan kalau tidak bisa dimanfaatkan. Mending uang rakyat itu dipakai untuk hal lain saja, yang bisa diraasakan manfaatnya oleh masyarakat” Kata Markus

“Jabatan IP3A,GP3A dan P3A adalah jabatan Sah yang harus diakui keberadaannya oleh BPP Pertanian, tolong untuk urusan pengairan sawah di kecamatan Amanuban Selatan libatkannya lembaga-lembaga ini karena merekalah yang lebih dekat dan bersentuhan langsung dengan petani dan pesawah serta tau kondisi yang real di lapangan. Sehingga jika berbicara banyaknya saluran tersier yang mubasir harusnya BPP Kecamatan Amanuban Selatan dan Dinas Pertanian Kabupaten Timor tengah selatan lebih berbebah agar bantuan ini lebih tepat sasaran dan tidak terkesan asal kerja saja.” Pungkas Markus.

Gustaf Nabuasa, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Timor tengah selatan Provinsi Nusa tenggara timur ketika di mintai tanggapannya terkait hal ini mengatakan,

“Kondisi ini harus segera diperbaiki, sehingga bantuan yang diberikan pemerintah tepat sasaran serta masyarakat bisa merasakan asas manfaatnya. BPP dan IP3A,GP3A serta P3A harus mampu bersinergi agar setiap lokasi yang ditentukan untuk pembanguna tambahan saluran tersier bisa tetpat sasaran dan tidak mubasir setelah selesai dikerjakan.” Ucap Gustaf

Tentang pembangunan 300 meter saluran tersier baru, di lokasi yang masuk dalam wilayah pengawasan P3A Lakpetu. Gustaf mengatakan,

“Lokasi yang sekarang dikerjakan masih berstatus tanah sengketa, jika dalam status tanah sengketa kenapa bantuan saluran tersier bisa dikerjakan diwilayah tersebut. Pekerjaan seperti ini, sebenarnya jelas telah menunjukan kalau kinerja BPP Pertanian Kecamatan Amanuban Selatan masih jauh dari yang diharapkan dan wajib menjadi catatan tersendiri bagi pemerintah daerah.”

“Pertanyaannya, jika saluran tersier di bangun dilokasi yang masih dalam kondisi hutan kabesak kemudian saluran tersebut jauh dari pintu induk serta lokasi tersebut masih dalam status tanah sengketa apa yang akan dihasilkan dari pekerjaan tersebut? Kami bukan melarang pemerintah dalam memberikan bantuan, tapi bantuan yang diberikan haruslah tepat sasaran bukan asal kerja saja.” Tegas Gustaf

Sampai berita ini dilansir, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Holtikultuta dan Perkebunan Kabupaten Timor tengah selatan Otnial Neonane, STP.,M.Si belum berhasil dihubungi media ini. (TIM)