About Me

header ads

Korban Bencana Banjir Di TTS, Butuh Program Strategis dari Pemda


 

TTS-INDIKATOR.MY.ID, Menyikapi penanganan bencana banjir di kabupaten Timor tengah selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, pemerintah diharapkan agar mampu memberikan langkah dan program strategis kepada masyarakat terdampak banjir.

Hal ini diungkapkan Religius Usfunan Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan saat dihubungi (13/4/2021), 

“Bencana banjir yang terjadi pekan lalu, memang memilukan. Sehingga pemerintah kabupaten Timor tengah selatan, harus bisa memberikan program-program strategis kepada para masyarakat terdampak banjir setelah mereka dikembalikan ke rumah mereka.” Kata Egi

Lanjutnya, “Ini harus jadi perhatian serius dari Pemda, baik untuk memperbaiki tanggulnya ataupun melakukan tindakan mitigasi bencana secara baik bagi para korban bencana. Untuk masyarakat terdampak yang sudah dipulangkan, harusnya sebelum dipulangkan semua kondisi yang dibutuhkan harus disiapkan dulu baru dipulangkan. Kondisi rumah harus diperhatikan, sendimen-sendimen paskah banjir juga harus dibersihkan barulah mereka dipulangkan.” Tegas Egy

Untuk itu, selain berharap adanya perhatian khusus dari pemerintah daerah. Sebagai wakil rakyat saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Bupati, Pak Wakil Bupati dan Jajaran pemerintah, TNI/POLRI serta organisasi-organisasi, yayasan/LSM, Tokoh agama yang ikut peduli dengan bencana ini.” Pungkasnya 

Di tempat terpisah, Drs. Serperius E.Sipa juru bicara penanganan bencana banjir kabupaten Timor tengah selatan saat dihubungi mengatakan bahwa semua masyarakat terdampak banjir yang diungsikan di dua titik posko pengungsian telah dikembalikan ke rumah mereka masing-masing kecuali delapan kepala keluarga yang masih berada di Posko gereja Bethel Toinunuh,

 “Semua masyarakat yang ditampung pada kantor desa Bena dan Gereja Elim Panite telah dipulangkan ke rumah masing-masing kecuali delapan kepala keluarga yang rumahnya terbawa banjir dan yang rubuh sementara ditampung di Gereja Betel Toinunuh sambil menunggu pembangunan kembali. Masyarakat hanya kembali untuk bersihkan rumah tapi Posko untuk makan minum masih terpusat di gereja Betel Toinunuh.” Jelas Sipa (YN.1)