About Me

header ads

Remaja Depresi? Kenapa Bisa??



Bukan hal yang aneh bagi kaum muda untuk mengalami "the blues" atau sesekali merasa "down in the dumps". Masa remaja selalu merupakan waktu yang meresahkan, dengan banyaknya perubahan fisik, emosional, psikologis dan sosial yang menyertai tahap kehidupan ini. 

 Harapan akademis, sosial, atau keluarga yang tidak realistis dapat menciptakan rasa penolakan yang kuat dan dapat menyebabkan kekecewaan yang mendalam. Ketika ada yang tidak beres di sekolah atau di rumah, remaja sering bereaksi berlebihan. 

Banyak anak muda merasa bahwa hidup ini tidak adil atau bahwa segala sesuatunya "tidak pernah berjalan sesuai keinginan mereka." Mereka merasa "stres" dan bingung. 

Lebih buruk lagi, remaja dibombardir oleh pesan-pesan yang saling bertentangan dari orang tua, teman, dan masyarakat. 

Remaja saat ini melihat lebih banyak tentang apa yang ditawarkan kehidupan — baik dan buruk — di televisi, di sekolah, di majalah, dan di Internet. Mereka juga dipaksa untuk belajar tentang ancaman AIDS, bahkan jika mereka tidak aktif secara seksual atau menggunakan narkoba. 

Remaja membutuhkan bimbingan orang dewasa lebih dari sebelumnya untuk memahami semua perubahan emosional dan fisik yang mereka alami. Ketika suasana hati remaja mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi setiap hari, itu mungkin mengindikasikan gangguan emosional atau mental serius yang perlu diperhatikan - depresi remaja. Orang tua atau pengasuh harus mengambil tindakan.

Depresi remaja adalah masalah kesehatan mental serius yang menyebabkan perasaan sedih yang terus-menerus dan kehilangan minat dalam kegiatan. Hal tersebut mempengaruhi bagaimana remaja Anda berpikir, merasakan dan berperilaku, dan berpotensi menyebabkan masalah emosional, fungsional dan fisik.

 Meskipun depresi dapat terjadi kapan saja dalam hidup, gejalanya mungkin berbeda antara remaja dan orang dewasa. 

 Isu-isu seperti tekanan teman sebaya ( peer pressure ), harapan akademis (academic achievement ), dan perubahan tubuh ( puberty ) dapat membawa banyak pasang surut bagi remaja. Tetapi bagi beberapa remaja, posisi terendah atau down and low situation lebih dari sekadar perasaan sementara - mereka adalah gejala depresi. 

 Depresi remaja bukanlah kelemahan atau sesuatu yang dapat diatasi dengan kemauan keras — depresi dapat memiliki konsekuensi serius dan membutuhkan perawatan jangka panjang. Bagi sebagian besar remaja, gejala depresi mudah dengan pengobatan seperti pengobatan dan konseling psikologis. 

 Tanda dan gejala depresi remaja termasuk perubahan dari sikap dan perilaku remaja sebelumnya yang dapat menyebabkan kesusahan dan masalah yang signifikan di sekolah atau rumah, dalam kegiatan sosial, atau di bidang kehidupan lainnya. 

 Gejala depresi dapat bervariasi dalam tingkat keparahan, tetapi perubahan dalam emosi dan perilaku anak remaja Anda mungkin termasuk contoh di bawah ini. 

 Gejala depresi kemungkinan tidak akan membaik dengan sendirinya — dan mereka mungkin menjadi lebih buruk atau menyebabkan masalah lain jika tidak diobati. Remaja yang depresi mungkin berisiko bunuh diri, bahkan jikaja dan Anda pikir Anda mungkin depresi - atau Anda memiliki teman yang mungkin depresi - jangan menunggu untuk mendapatkan bantuan. 

Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan seperti dokter atau perawat sekolah Anda. Bagikan keprihatinan Anda dengan orangtua, teman dekat, pemimpin rohani, guru, atau orang lain yang Anda percayai. 

 Banyak faktor yang meningkatkan risiko mengembangkan atau memicu depresi remaja, diantaranya adalah:

Memiliki masalah yang berdampak negatif pada harga diri, seperti obesitas, masalah teman sebaya, bullying jangka panjang atau masalah akademis. Pernah menjadi korban atau saksi kekerasan, seperti pelecehan fisik atau seksual.

Memiliki kondisi kesehatan mental lainnya, seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, anoreksia atau bulimia. 

Memiliki ketidakmampuan belajar atau attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD).

Memiliki rasa sakit yang berkelanjutan atau penyakit fisik kronis seperti kanker, diabetes atau asma. 

Memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu, seperti harga diri yang rendah atau terlalu bergantung, kritis terhadap diri sendiri atau pesimis.

Menyalahgunakan alkohol, nikotin, atau obat-obatan lain.

Menjadi gay, lesbian, biseksual atau transgender di lingkungan yang tidak mendukung


Bunuh diri sering dikaitkan dengan depresi. Jika Anda merasa mungkin melukai diri sendiri atau mencoba bunuh diri, segera hubungi 911 atau nomor darurat setempat. Pertolongan selalu diberikan kepada mereka yang mencarinya!