About Me

header ads

Nama Dicoret Dari Penerima BLT, 67 Masyarakat Minta Keadilan



TTS-Myindikator, Enam puluh tujuh orang penerima bantuan langsung tunai akibat dampak dari pandemi covid-19, Selasa(4/8/2021) memenuhi kantor desa Linamnutu Kecamatan Amanuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur guna mempertanyakan alasan dan sebab apa sampai nama mereka harus dikeluarkan dari daftar penerima bantuan langsung tunai tahun 2021.

Dalam pantauan media ini, tiga orang perwakilan masyarakat Yopi Mes(30), Jeben Senge(29 dan David Noh Betty(37) pada kesempatan tersebut berulang kali meminta agar Kepala Desa Arkilaus Sopaba memberi penjelasan kepada puluhan masyarakat yang menanti kejelasan atas situasi yang sedang terjadi,

“Kami hari ini disini, bukan untuk ribut atau bukan mencari siapa yang salah dan siapa yang benar tetapi hanya ingin mendengar penjelasan dari Pemerintah Desa Linamnutu tentang pertimbangan atau alasan apa sampai kami enam puluh tujuh masyarakat tidak lagi berhak menerima bantuan langsung tunai”Ucap Yopi

Masih menurut Yopi, “Kami tidak ingin mendengar hanya informasi sepihak saja, tetapi kami ingin penjelasan resmi dari bapak Desa biar kami puas. Karena kami merasa heran, jika pemerintah desa beralasan nama kami dihilangkan karena adanya verifikasi kelengkapan administrasi dalam hal ini KTP, KK dan lain-lain. Pertanyaan kami, kenapa baru sekarang dan bukan sejak awal sudah diterapkan aturan ini. Karena sesuai data yang kami sudah kantongi, dari 120 penerima BLT tahun ini tidak semua sudah menikah, tidak semua sudah memiliki Kartu keluarga dan tidak semua sudah memiliki KTP dan itu mampu kami buktikan.” Pungkas Yopi

Sedangkan Jeben Senge, saat ditemui merasa kecewa dengan sikap Kades Sopaba. “Pemimpin yang baik pasti dalam kondisi apapun harus bisa menerima aspirasi rakyatnya, bukan cuek dan malas tau bahkan sempat menolak bertemu dengan masyarakat itu sikap yang sangat kami sesalkan.” Kata Jeben

Lanjut Jeben, “Saat ini saya dan teman-teman sudah tiga kali meminta Bapak Desa, agar bisa menemui masyarakat dan memberi penjelasan biar kami puas dan ada waktu pasti dari pemerintah desa tentang solusi apa yang akan diberikan kepada kami. Tapi bapak desa tidak mau bertemu, kami bukan tidak ada kerja tapi kami hanya butuh kejelasan dan kepastian saja tentang kebenaran kondisi ini biar jelas dan kami bisa fokus pada pekerjaan pokok kami masing-masing.”Tuturnya

Melalui David Betty, masyarakat sepakat untuk tetap bertahan di kantor desa hingga bisa bertemu dengan kepala desa,

“Kita sepakat hari ini tidak akan meninggalkan kantor desa hingga ada penjelasan dari Kades tentang waktu dan solusi apa yang akan diberikan kepada masyarakat atas dihilangkannya nama enam puluh tujuh(67) orang dari daftar penerima bantuan langsung tunai. Justru dengan sikap kades seperti ini, jujur akan merasa ada yang janggal pada kondisi ini.” Tegas David

Suasana yang semakin panas dan nyaris ricuh berhasil ditenangkan dengan bersedianya Kades Arkilaus Sopaba yang akhirnya bersedia untuk menemui puluhan masyarakatnya.

“Sebenarnya hari ini, kami pemerintah desa bersama BPD, pendamping desa dan pendamping PKH serta pemerintah kecamatan akan melakukan rapat guna mencarikan solusi atas kondisi ini. namun karena ada beberapa pihak yang belum bisa hadir maka pertemuan ini kami tunda. Tentang situasi yang saat ini terjadi, bapa mama jangan kuatir karena yang pasti kami pemerintah desa akan mencarikan solusi yang terbaik agar bapa mama yang namanya tidak keluar bisa kembali mendapatkan bantuan langsung tunai” Jelas Kades Sopaba

Kades juga berjanji dalam minggu ini akan segera memberikan kepastian tentang solusi apa yang akan diambil terhadap kondisi ini,

“Setelah kami lakukan rapat, pasti kami bersurat kepada bapa mama untuk kembali ke kantor desa demi mendapatkan solusi atas kondisi yang saat ini sedang terjadi”  Ucapnya.(TIM)